Pada
awalnya, penyakit diabetes hanya diderita oleh kalangan atas. Namun
seiring perkembangan zaman yang serba cepat dan instan membuat penyakit
diabetes ini tidak hanya di derita oleh kalangan atas saja melainkan
kalangan bawahpun sudah mulai terjangkit penyakit ini. Bahkan anak-anak
muda sekarang sudah ada yang menderita penyakit berbahaya ini.
Ada banyak faktor penyebab terjadinya diabetes. Namun dari sejumlah
penelitian dikemukakan bahwa faktor utama penyebab diabetes yaitu
perubahan gaya hidup yang kurang sehat. Gaya hidup yang kurang sehat
antara lain suka makan makanan cepat saji (fast food) seperti Mc
Donald’s, KFC, Pizza Hut, dan lain-lain, makanan yang berlemak dan
banyak mengandung gula seperti es krim, soft drink, permen dan aneka kue
tart. Selain itu perilaku suka merokok, minum minuman beralkohol,
kurang gerak dan kurang olahraga juga menjadi pemicu terjadinya
diabetes. Berikut ini ada 10 kebiasaan manusia yang menjadi penyebab
diabetes, yaitu :
1. Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum
minuman beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes.
Selain merusak paru-paru, merokok juga dapat merusak hati dan pankreas
dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat mengganggu produksi
insulin di dalam kelenjar pankreas.
2. Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh
sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang
sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko terkena penyakit
diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang, istirahatlah
secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit kembali.
3. Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam
mengolah makanan yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak
karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah
(glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan
besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu
awal terjadinya gejala diabetes.
4. Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada
dikantor, duduk terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas
fisik lainnya membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya
terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan
menjadi berlebih.
Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik selama
bekerja. Misalnya jalan kaki ketika berangkat ke kantor, naik tangga,
melakukan senam ringan sehabis duduk terlalu lama dan lain-lain.
5. Stres
Stres juga dapat memicu terjadinya diabetes. Hal ini disebabkan karena
kelenjar adrenal yang bertugas mengatur tingkat gula dalam darah menjadi
tidak stabil karena stres. Akibatnya hormon insulin menjadi kewalahan
dalam menstabilkan gula dalam darah.
Untuk menghindari stres, Anda dapat melakukan olahraga secara teratur
dan makanan yang banyak mengandung vitamin seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan.
6. Umur
Umur juga dapat menjadi penyebab terjadinya diabetes. Biasanya orang
yang telah berumur 40 tahun ke atas lebih beresiko terserang diabetes
karena pada usia tersebut produksi insulin telah berkurang. Terlebih
lagi jika orang tersebut mengalami masalah kegemukan sehingga kebutuhan
insulin semakin besar padahal insulin yang dihasilkan tubuh sudah jauh
berkurang.
7. Virus
Pada penderita diabetes yang berusia masih muda, biasanya penyebab
terjadinya diabetes yaitu karena virus. Perlu Anda ketahui bahwa virus
ini mampu merusak sel-sel penghasil insulin sehingga dapat menimbulkan
peradangan pada kelenjar pankreas. Akibatnya hormon insulin tidak dapat
keluar.
8. Minum minuman soda
Secara klinis minuman soda tidak baik untuk kesehatan karena soda
bersifat basa sedangkan lambung kita bersifat asam sehingga dapat
mengganggu enzim-enzim metabolisme tubuh. Selain itu kandungan gula yang
berlebihan dalam minuman soda dapat memicu terjadinya diabetes.
9. Keturunan
Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau genetika.
Biasanya jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka
kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Para ahli
diabetes telah sepakat menentukan persentase kemungkinan terjadinya
diabetes karena keturunan. Jika kedua orang tuanya (bapak dan ibu)
menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes
yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah
penderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes
yaitu 53%. Sedangkan jika kedua orang tuanya normal/tidak menderita
diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu
15%.
10. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula
Akhir-akhir ini banyak sekali makanan dan minuman yang banyak
mengandung gula seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen,
aneka jajanan kue dan lain-lain. Semua makanan dan minuman tersebut
kadang tanpa kita sadari mengandung banyak gula. Yang patut diwaspadai
adalah gula yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut tidak
pernah kita ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita minum teh atau
kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa sendok teh takarannya.
Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang wajar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang menyebabkan seseorang menderita penyakit diabetes, yaitu : pola
makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat, umur, dan kelainan
genetik. Sedapat mungkin kita harus mengurangi atau bahkan menghindari
kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memicu terjadinya diabetes.
Meskipun sakit datangnya dari yang Maha Kuasa, namun tidak ada
salahnya jika kita mengenal penyebab terjadinya diabetes agar suatu saat
kita dapat terhindar dari penyakit berbahaya tersebut. Kemudian bagi
teman-teman dan keluarga kita yang dapat berpotensi menderita diabetes,
untuk segera kita ingatkan agar selalu bergaya hidup sehat dan
menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan diabetes,
sebelum terlambat.
http://penyakitdiabetes.net/10-kebiasaan-manusia-yang-menjadi-penyebab-diabetes.html
5 LANGKAH UNTUK MENDETEKSI DIABETES MELLITUS
Selain dengan melihat gejala-gejala yang ditimbulkan pada penderita
diabetes, kita juga dapat melakukan diagnosis diabetes melalui tes
laboratorium. Tes laboratorium merupakan serangkaian metode untuk
melakukan diagnosis diabetes melalui pengambilan sampel darah dan urine
dari penderita diabetes. Cara diagnosis diabetes melalui tes
laboratorium ini memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Selain kita
dapat memastikan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak, kita
juga dapat menentukan tipe diabetes yang diderita serta dapat diketahui
faktor penyebabnya. Hal ini penting untuk pengambilan keputusan dokter
dalam memberikan obat dan saran-saran yang harus dijalankan.
Diagnosis diabetes melalui tes laboratorium memang relatif mahal
karena dibutuhkan bahan pereaksi kimia dan alat pengukur diabetes yang
harganya juga mahal. Namun tentunya Anda tidak akan sia-sia melakukan
tes laboratorium ini mengingat hasil diagnosis diabetes merupakan dasar
pengambilan keputusan dokter untuk melakukan tindakan yang tepat
sehingga penyakit diabetes yang diderita dapat tertangani dengan cepat.
Berikut ini beberapa pengujian diagnosis diabetes melalui tes
laboratorium.
1. Tes urine
- Tes urine digunakan untuk mengetahui kandungan gula di dalam urine. Tes ini meliputi uji Benedict dan uji Dipstick
- Uji Benedict digunakan untuk menentukan adanya glikogen dalam urine.
Mula-mula sampel urine dari penderita diabetes diambil. Kemudian
ambillah 8 tetes urine tersebut ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya
sampel tersebut ditetesi dengan pereaksi Benedict sebanyak 5 tetes.
Kemudian sampel tersebut dipanaskan sampai terbentuk warna. Sifat warna
inilah yang memberikan petunjuk kadar gula dalam urine.
- Pada hasil uji Benedict, jika warna yang dihasilkan adalah merah
bata, maka urine tersebut mengandung lebih dari 2% glukosa, yang artinya
orang tersebut menderita penyakit diabetes.
- Pada dasarnya uji Benedict untuk mengetahui kandungan senyawa
aldehida. Oleh karena itu, pada uji benedict akan memberikan warna
bahkan jika ada gula-gula lain yang terdapat dalam urine, seperti
maltosa, galaktosa, sukrosa fruktosa, dan lain-lain.
- Uji Benedict tidak dapat digunakan untuk penderita hipogleikimia.
- Sedangkan pada uji Dipstick digunakan untuk memastikan adanya gula
dalam urine. Pada dasarnya Dipsticks merupakan strip kertas yang
mengandung zat kimia tertentu dan akan berubah warna jika bereaksi
dengan gula. Perubahan warna yang terjadi tergantung pada bahan kimia
yang digunakan dalam pembuatan dipstick tersebut. Pada uji Dipstick
warna yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan warna yang terdapat
pada buku manual.
2. Tes Darah
- Tes darah mengandung beberapa kelebihan dibandingkan dengan tes urine, yaitu dapat mengetahui hipogleikimia.
- Mula-mula sampel darah penderita diabetes diambil dengan menggunakan
alat khusus yang ditusukkan ke jari. Darah yang menetes keluar,
kemudian diletakkan pada sebuah strip khusus. Strip yang mengandung zat
kimia tersebut, selanjutnya bereaksi dengan gula yang terdapat dalam
darah.
- Setelah ditunggu beberapa menit, strip tersebut akan mengering dan
menunjukkan warna tertentu. Kemudian warna yang dihasilkan strip
- tersebut dibandingkan dengan skala warna pengukuran.
- Tes darah juga dapat dilakukan dengan alat photometer. Dengan alat
ini proses diagnosis diabetes dapat diketahui dengan cepat dan tepat.
Tes ini dilakukan sesudah puasa (minimal selama 10 jam) dan 2 jam
sesudah makan.
- Berdasarkan hasil tes, jika seseorang mempunyai kadar gula darah
puasa lebih dari 110mg% dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan lebih
dari 200 mg% maka dapat disimpulkan bahwa orang tersebut menderita
diabetes.
3. Tes puasa glukosa plasma (FPG)
- Uji FPG digunakan untuk mendiagnosis diabetes dan pradiabetes yang biasanya dilakukan pada pagi hari.
- Berdasarkan hasil tes, jika seseorang mempunyai kadar glukosa puasa
100 sampai 125 mg/dL berarti orang tersebut memiliki gangguan glukosa
puasa (IFG) atau disebut juga dengan gejala pradiabetes.
- Selanjutnya jika seseorang mempunyai kadar glukosa puasa lebih dari
126 mg/dL maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengidap penyakit
diabetes.
4. Uji toleransi glukosa oral (OGTT)
- Dalam mendiagnosis penderita pradiabetes uji OGTT lebih diandalkan karena lebih sensitif dibandingkan dengan uji FPG,
- Sebelum dilakukan uji OGTT, terlebih dahulu pasien berpuasa minimal 8 jam. Selanjutnya pasien diukur kadar glukosa plasma.
- Kemudian pasien minum cairan yang mengandung 75 gram glukosa telah
dilarutkan dalam air. Selang 2 jam kemudian pasien diukur kembali kadar
glukosa plasmanya.
- Berdasarkan hasil tes, jika seseorang memiliki kadar glukosa darah
antara 140 dan 199 mg/dL 2 jam setelah minum cairan tersebut, maka dapat
dikatakan orang tersebut memiliki gangguan toleransi glukosa (IGT) atau
disebut juga dengan gejala pradiabetes.
- Selanjutnya jika seseorang memiliki kadar glukosa lebih dari 200
mg/dL, maka dapat dikatakan orang tersebut mengidap penyakit diabetes.
5. Uji glukosa plasma secara acak
- Pada kondisi akut yang ditandai dari besarnya nilai hasil tes FPG
dan uji OGTT, yaitu lebih dari 200 mg/dL dan ditambah adanya gejala
seperti sering buang air kecil, rasa haus berlebihan dan terjadinya
penurunan berat badan, maka perlu dilakukan uji glukosa plasma secara
acak.
- Pada uji ini dokter akan memeriksa kadar glukosa darah orang
tersebut pada hari lain dengan menggunakan uji FPG atau OGTT untuk
mengkonfirmasikan diagnosis.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara diagnosis
diabetes masing-masing tes memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Oleh karena itu berbagai tes diagnosis diabetes di atas
bersifat melengkapi antara satu sama lain. Dengan semakin lengkapnya
data yang diperoleh dari hasil pengujian diagnosis diabetes, maka
semakin tepat dan akurat terapi yang akan diberikan oleh dokter.
Setelah Anda melakukan pengujian diagnosis diabetes, dokter akan
menjelaskan kepada Anda mengenai status diabetes Anda beserta faktor
penyebabnya. Kemudian dokter akan memberikan terapi dan beberapa saran
untuk Anda ikuti. Jika Anda mengikuti prosedur yang benar mengenai
pemeriksaan diagnosis diabetes di atas, niscaya gejala sakit yang yang
Anda derita akan berkurang.
http://penyakitdiabetes.net/cara-mendiagnosa-diabetes-mellitus.html