Sabtu, 22 Juni 2013

photo

funny face :)
ini hasil editanku sendiri hlo. hhehehe
dan ini hanya rekayasa...
jadi jika ada yang tersinggung saya mohon maaf...
ini hanya candaan dan bkn nyata.

klik disini

Jumat, 24 Mei 2013

Jagalah berat badan anda sebelum penyakit menyerang.
lebih baik mencegah daripada mengobati.
Ingin ingin mengetahuinya klik disini

Rabu, 17 April 2013


A.    MENGOBATI BAU MULUT YANG TIDAK ENAK

Mulut yang berbau tidak enak (membusuk) menjadikan dalam pergaulan kurang bebas, dan aka dijauhi oleh teman. Hal ini disebabkan lendir yang terdapat dalam kerongkongan membusuk. Untuk menghilangkan bau mulut tersebut, kita dapat membuat minuman tradisional sebagai berikut :
Siapkan :
1.       Daun sirih (7 lembar)
2.       Kapulaga (10 biji)
3.       Adas (1 sendok teh)
4.       Gula pasir (semanisnya)
5.       Air (3 gelas)
Caranya :
1.       Campur semua bahan, kemudian direbus dengan menggunaan 1 Liter air.
2.       Rebus hingga airnya tinggal 1,5 gelas.
3.       kalau sudah suam-suam kuku baru diminum

B.    MENGOBATI SAKIT KEPUTIHAN
Sakit keputihan pada wanitaialah datang bulan mengluarkan putih-putih yang rasanya gatal sekali. Pengobatan secara tradisional sebagai berikut :
Siapakan :
1.       Kunyit (sebesar ibu jari)
2.       Buah pinang (setengah buah)
3.       Daun sirih (7 lembar)
4.       Asam (1 tangkai)
5.       Gula aren (semanisnya)
6.       Air (3 gelas)
Caranya :
1.       Kunyit dikupas kulitnya dan diiris tipis-tipis
2.       Buah pinang dikupas dibelah dua dan diambil daging dalamnya saja.
3.       Semua bahan dijadikan satu dan direbus dengan air sebanyak 1 Liter sampai mendidih, tunggu hingga aiarnya tiggal 1,5 gelas.
4.       Kalau sudah hangat suam-suam kuku bisa langsung diminum.
Penjelasan :
Kalau dalam minum ramuan tersebut penyakit keputihan sudah sembuh, harap dihentikan minumnya.

Keuntungan Pengobatan Tradisional :
1.       Harga relatif murah
2.       Tanpa ada efek sampingnya
3.       Membudidayakan tumbuh-tumbuhan alami yang mengandung obat
4.       Melestarikan peninggalan nenek moyang kita, artinya dalam mengatasi stadium awal tidak usahdengan obat-obatan yang mahal.
TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT,,,



Kamis, 11 April 2013

DM 2


Pada awalnya, penyakit diabetes hanya diderita oleh kalangan atas. Namun seiring perkembangan zaman yang serba cepat dan instan membuat penyakit diabetes ini tidak hanya di derita oleh kalangan atas saja melainkan kalangan bawahpun sudah mulai terjangkit penyakit ini. Bahkan anak-anak muda sekarang sudah ada yang menderita penyakit berbahaya ini.
Ada banyak faktor penyebab terjadinya diabetes. Namun dari sejumlah penelitian dikemukakan bahwa faktor utama penyebab diabetes yaitu perubahan gaya hidup yang kurang sehat. Gaya hidup yang kurang sehat antara lain suka makan makanan cepat saji (fast food) seperti Mc Donald’s, KFC, Pizza Hut, dan lain-lain, makanan yang berlemak dan banyak mengandung gula seperti es krim, soft drink, permen dan aneka kue tart. Selain itu perilaku suka merokok, minum minuman beralkohol, kurang gerak dan kurang olahraga juga menjadi pemicu terjadinya diabetes. Berikut ini ada 10 kebiasaan manusia yang menjadi penyebab diabetes, yaitu :
1. Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paru-paru, merokok juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
2. Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang, istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit kembali.
3. Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah makanan yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes.
4. Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan menjadi berlebih.
Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik selama bekerja. Misalnya jalan kaki ketika berangkat ke kantor, naik tangga, melakukan senam ringan sehabis duduk terlalu lama dan lain-lain.
5. Stres
Stres juga dapat memicu terjadinya diabetes. Hal ini disebabkan karena kelenjar adrenal yang bertugas mengatur tingkat gula dalam darah menjadi tidak stabil karena stres. Akibatnya hormon insulin menjadi kewalahan dalam menstabilkan gula dalam darah.
Untuk menghindari stres, Anda dapat melakukan olahraga secara teratur dan makanan yang banyak mengandung vitamin seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
6. Umur
Umur juga dapat menjadi penyebab terjadinya diabetes. Biasanya orang yang telah berumur 40 tahun ke atas lebih beresiko terserang diabetes karena pada usia tersebut produksi insulin telah berkurang. Terlebih lagi jika orang tersebut mengalami masalah kegemukan sehingga kebutuhan insulin semakin besar padahal insulin yang dihasilkan tubuh sudah jauh berkurang.
7. Virus
Pada penderita diabetes yang berusia masih muda, biasanya penyebab terjadinya diabetes yaitu karena virus. Perlu Anda ketahui bahwa virus ini mampu merusak sel-sel penghasil insulin sehingga dapat menimbulkan peradangan pada kelenjar pankreas. Akibatnya hormon insulin tidak dapat keluar.
8. Minum minuman soda
Secara klinis minuman soda tidak baik untuk kesehatan karena soda bersifat basa sedangkan lambung kita bersifat asam sehingga dapat mengganggu enzim-enzim metabolisme tubuh. Selain itu kandungan gula yang berlebihan dalam minuman soda dapat memicu terjadinya diabetes.
9. Keturunan
Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau genetika. Biasanya jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Para ahli diabetes telah sepakat menentukan persentase kemungkinan terjadinya diabetes karena keturunan. Jika kedua orang tuanya (bapak dan ibu) menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah penderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan jika kedua orang tuanya normal/tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 15%.
10. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula
Akhir-akhir ini banyak sekali makanan dan minuman yang banyak mengandung gula seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue dan lain-lain. Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita sadari mengandung banyak gula. Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut tidak pernah kita ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa sendok teh takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang wajar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit diabetes, yaitu : pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat, umur, dan kelainan genetik. Sedapat mungkin kita harus mengurangi atau bahkan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memicu terjadinya diabetes.
Meskipun sakit datangnya dari yang Maha Kuasa, namun tidak ada salahnya jika kita mengenal penyebab terjadinya diabetes agar suatu saat kita dapat terhindar dari penyakit berbahaya tersebut. Kemudian bagi teman-teman dan keluarga kita yang dapat berpotensi menderita diabetes, untuk segera kita ingatkan agar selalu bergaya hidup sehat dan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan diabetes, sebelum terlambat.
http://penyakitdiabetes.net/10-kebiasaan-manusia-yang-menjadi-penyebab-diabetes.html


5 LANGKAH UNTUK MENDETEKSI DIABETES MELLITUS




Selain dengan melihat gejala-gejala yang ditimbulkan pada penderita diabetes, kita juga dapat melakukan diagnosis diabetes melalui tes laboratorium. Tes laboratorium merupakan serangkaian metode untuk melakukan diagnosis diabetes melalui pengambilan sampel darah dan urine dari penderita diabetes. Cara diagnosis diabetes melalui tes laboratorium ini memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Selain kita dapat memastikan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak, kita juga dapat menentukan tipe diabetes yang diderita serta dapat diketahui faktor penyebabnya. Hal ini penting untuk pengambilan keputusan dokter dalam memberikan obat dan saran-saran yang harus dijalankan.
Diagnosis diabetes melalui tes laboratorium memang relatif mahal karena dibutuhkan bahan pereaksi kimia dan alat pengukur diabetes yang harganya juga mahal. Namun tentunya Anda tidak akan sia-sia melakukan tes laboratorium ini mengingat hasil diagnosis diabetes merupakan dasar pengambilan keputusan dokter untuk melakukan tindakan yang tepat sehingga penyakit diabetes yang diderita dapat tertangani dengan cepat. Berikut ini beberapa pengujian diagnosis diabetes melalui tes laboratorium.
1. Tes urine
  • Tes urine digunakan untuk mengetahui kandungan gula di dalam urine. Tes ini meliputi uji Benedict dan uji Dipstick
  • Uji Benedict digunakan untuk menentukan adanya glikogen dalam urine. Mula-mula sampel urine dari penderita diabetes diambil. Kemudian ambillah 8 tetes urine tersebut ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya sampel tersebut ditetesi dengan pereaksi Benedict sebanyak 5 tetes. Kemudian sampel tersebut dipanaskan sampai terbentuk warna. Sifat warna inilah yang memberikan petunjuk kadar gula dalam urine.
  • Pada hasil uji Benedict, jika warna yang dihasilkan adalah merah bata, maka urine tersebut mengandung lebih dari 2% glukosa, yang artinya orang tersebut menderita penyakit diabetes.
  • Pada dasarnya uji Benedict untuk mengetahui kandungan senyawa aldehida. Oleh karena itu, pada uji benedict akan memberikan warna bahkan jika ada gula-gula lain yang terdapat dalam urine, seperti maltosa, galaktosa, sukrosa fruktosa, dan lain-lain.
  • Uji Benedict tidak dapat digunakan untuk penderita hipogleikimia.
  • Sedangkan pada uji Dipstick digunakan untuk memastikan adanya gula dalam urine. Pada dasarnya Dipsticks merupakan strip kertas yang mengandung zat kimia tertentu dan akan berubah warna jika bereaksi dengan gula. Perubahan warna yang terjadi tergantung pada bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan dipstick tersebut. Pada uji Dipstick warna yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan warna yang terdapat pada buku manual.
2. Tes Darah
  • Tes darah mengandung beberapa kelebihan dibandingkan dengan tes urine, yaitu dapat mengetahui hipogleikimia.
  • Mula-mula sampel darah penderita diabetes diambil dengan menggunakan alat khusus yang ditusukkan ke jari. Darah yang menetes keluar, kemudian diletakkan pada sebuah strip khusus. Strip yang mengandung zat kimia tersebut, selanjutnya bereaksi dengan gula yang terdapat dalam darah.
  • Setelah ditunggu beberapa menit, strip tersebut akan mengering dan menunjukkan warna tertentu. Kemudian warna yang dihasilkan strip
  • tersebut dibandingkan dengan skala warna pengukuran.
  • Tes darah juga dapat dilakukan dengan alat photometer. Dengan alat ini proses diagnosis diabetes dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Tes ini dilakukan sesudah puasa (minimal selama 10 jam) dan 2 jam sesudah makan.
  • Berdasarkan hasil tes, jika seseorang mempunyai kadar gula darah puasa lebih dari 110mg% dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan lebih dari 200 mg% maka dapat disimpulkan bahwa orang tersebut menderita diabetes.
3. Tes puasa glukosa plasma (FPG)
  • Uji FPG digunakan untuk mendiagnosis diabetes dan pradiabetes yang biasanya dilakukan pada pagi hari.
  • Berdasarkan hasil tes, jika seseorang mempunyai kadar glukosa puasa 100 sampai 125 mg/dL berarti orang tersebut memiliki gangguan glukosa puasa (IFG) atau disebut juga dengan gejala pradiabetes.
  • Selanjutnya jika seseorang mempunyai kadar glukosa puasa lebih dari 126 mg/dL maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengidap penyakit diabetes.
4. Uji toleransi glukosa oral (OGTT)
  • Dalam mendiagnosis penderita pradiabetes uji OGTT lebih diandalkan karena lebih sensitif dibandingkan dengan uji FPG,
  • Sebelum dilakukan uji OGTT, terlebih dahulu pasien berpuasa minimal 8 jam. Selanjutnya pasien diukur kadar glukosa plasma.
  • Kemudian pasien minum cairan yang mengandung 75 gram glukosa telah dilarutkan dalam air. Selang 2 jam kemudian pasien diukur kembali kadar glukosa plasmanya.
  • Berdasarkan hasil tes, jika seseorang memiliki kadar glukosa darah antara 140 dan 199 mg/dL 2 jam setelah minum cairan tersebut, maka dapat dikatakan orang tersebut memiliki gangguan toleransi glukosa (IGT) atau disebut juga dengan gejala pradiabetes.
  • Selanjutnya jika seseorang memiliki kadar glukosa lebih dari 200 mg/dL, maka dapat dikatakan orang tersebut mengidap penyakit diabetes.
5. Uji glukosa plasma secara acak
  • Pada kondisi akut yang ditandai dari besarnya nilai hasil tes FPG dan uji OGTT, yaitu lebih dari 200 mg/dL dan ditambah adanya gejala seperti sering buang air kecil, rasa haus berlebihan dan terjadinya penurunan berat badan, maka perlu dilakukan uji glukosa plasma secara acak.
  • Pada uji ini dokter akan memeriksa kadar glukosa darah orang tersebut pada hari lain dengan menggunakan uji FPG atau OGTT untuk mengkonfirmasikan diagnosis.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara diagnosis diabetes masing-masing tes memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu berbagai tes diagnosis diabetes di atas bersifat melengkapi antara satu sama lain. Dengan semakin lengkapnya data yang diperoleh dari hasil pengujian diagnosis diabetes, maka semakin tepat dan akurat terapi yang akan diberikan oleh dokter.
Setelah Anda melakukan pengujian diagnosis diabetes, dokter akan menjelaskan kepada Anda mengenai status diabetes Anda beserta faktor penyebabnya. Kemudian dokter akan memberikan terapi dan beberapa saran untuk Anda ikuti. Jika Anda mengikuti prosedur yang benar mengenai pemeriksaan diagnosis diabetes di atas, niscaya gejala sakit yang yang Anda derita akan berkurang.

http://penyakitdiabetes.net/cara-mendiagnosa-diabetes-mellitus.html

Penyakit Diabetes Melitus

Diabetes Melitus - Pada umumnya penyakit diabetes ini ditemukan di daerah perkotaan, banyak yang menganggap bahwa penyakit diabetes ini adalah penyakit keturunan, padahal dari sejumlah penderita penyakit ini, masih sedikit yang tercatat disebabkan oleh faktor keturunan.

Penyakit diabetes pada umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat - obatan tertentu. Kebiasan hidup sehari - hari juga sangat mempengaruhi orang  terkena diabetes.

Adapun pengertian dari Diabetes Melitus (Kencing Manis) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Insulin adalah hormon yang dilepas oleh pangreas, yang merupakan zat utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat. Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau di simpan sebagai cadangan energi.

Faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena Diabetes adalah:

  1. Faktor keturunan
  2. Kegemukan/Obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
  3. Tekanan darah tinggi
  4. Angka triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
  5. Level kolesterol yang tinggi
  6. Gaya hidup moderen yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
  7. Merokok dan stress
  8. Terlalu banyak konsumsi karbohidrat
  9. Kerusakan pada sel pangreas

Gangguan metabolisme karbohidrat ini menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu sebabnya penderita diabetes melitus umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Adapun gejala umum yang dirasakan oleh penderita diabetes adalah:

  1. Banyak kencing terutama pada malam hari
  2. Gampang haus dan banyak minum
  3. Mudah lapar dan banyak makan
  4. Mudah lelah dan sering mengantuk
  5. Penglihatan kabur
  6. Sering pusing dan mual
  7. Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
  8. Berat badan menurun terus
  9. Sering kesemutan dan gatal - gatal pada tangan dan kaki 

Gejala tersebut merupakan efek dari pada kadar gula darah yang tinggi, yang akan mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak. Dari akibat ini penderita merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkonsumsikan hal ini, penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengobati diabetes adalah mengendalikan berat badan, olah raga dan diet. Tujuan dari pengobatan diabetes tersebut adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal.

http://infokesehatan101.blogspot.com/2012/04/diabetes-melitus.html

Minggu, 31 Maret 2013


Enterobius vermicularis


Definisi

Enterobius vermicularis
/ Oxyuris vermicularis atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama cacing kremi ini tergolong dalam takson Nemathelminthes, kelas Nematoda. Cacing ini merupakan parasit bagi tubuh manusia. Manusia merupakan hospes satu-satunya dari cacing ini. Artinya cacing ini hanya dapat berkembang biak di dalam tubuh manusia khususnya di dalam usus. Penyakit yang disebabkan oleh cacing kremi disebut enterobiasis atau oksiuriasis.


Infeksi cacing kremi lebih sering dialami oleh anak-anak, meskipun ada pula orang dewasa yang mengalaminya. Mengapa demikian? Simak penjelasan berikutnya. Namun, sebelum membahas hal tersebut, terlebih dahulu kita harus mengetahui morfologi dari Enterobius vermicularis itu sendiri. Berikut ringkasannya.

Morfologi

Dewasa
Cacing betina :
panjang 8 - 13 mm, ujung anterior terdapat pelebaran kutikulum menyerupai sayap, yang disebut "alae", ekornya panjang dan runcing.




Cacing jantan :
panjang 2 - 5 mm, memiliki alae di bagian anterior, ujung ekor melingkar.



Telur
Bentuk oval asimetris, dinding telur bening, telur menjadi matang kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan.



Cacing betina yang gravid (hamil) mengandung 11.000 - 15.000 butir telur, dan akan bermigrasi ke daerah perianal (sekitar anus) untuk mengeluarkan telur-telurnya. Biasanya daerah sekitar anus akan terasa gatal. Mengapa? Gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan daerah sekitar anus terasa gatal.

Daur Hidup


  • Cacing dewasa jantan dan betina berkopulasi di usus besar.
  • Cacing dewasa jantan mati setelah berkopulasi.
  • Cacing dewasa betina akan bermigrasi ke daerah perianal untuk mengeluarkan telur-telurnya. Dan cacing betina mati setelah mengeluarkan telur (mati sahid).
  • Telur-telur tersebut akan menetas dalam beberapa jam.
  • Telur yang belum sempat menetas dapat keluar bersama tinja menuju lingkungan, dan dapat bertahan hidup hingga berbulan-bulan lamanya.
  • Telur yang matur tertelan oleh manusia, bisa melalui makanan, atau tangan sesudah menggaruk daerah perianal (auto-infection).
Cara Penginfeksian
1. Auto-infection
Proses infeksi dikarenakan telur cacing kremi yang matur tertelan oleh manusia melalui makanan (faktor kebersihan tangan dan makanan), atau tangan sesudah menggaruk daerah perianal yang terdapat telur Enterobius vermicularis, tanpa sengaja atau tidak, masuk kedalam mulut.

2. Retrofeksi
Proses infeksi ini terjadi tat kala larva dari telur yang menetas di sekitar anus kembali masuk ke usus.

3. Melalui debu
Debu merupakan sumber infeksi kerena mudah diterbangkan oleh angin, sehingga telur Enterobius vermicularis melalui debu dapat tertelan.
Gejala Enterobiasis
  • Rasa gatal yang hebat di sekitar unus.
  • Anak menjadi rewel (karena rasa gatal dan tidur malamnya terganggu).
  • Kurang tidur (lagi-lagi disebabkan oleh rasa gatal.
  • Nafsu makan berkurang (anoreksia) dan berat badan menurun (pasa infeksi berat).
  • Rasa gatal atau iritasi vagina (terjadi pada anak oerempuan jika cacing dewasa masuk ke vagina.
  • Kulit di dekitar anus menjadi lecet / infeksi (akibat penggarukan).
Diagnosa Laboratorium
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam kurun waktu 1 - 2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi bewarna putih dan tipis setipis rambut, dan mereka aktif bergerak.
Metode yang digunakan : Perianal swab.
Cara :
Konvensional
Telur atau pun cacing dewasa dapat ditemukan dengan cara menempelkan selotip bening di lipatan kulit sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun, atau yang terpenting si anak belum mandi atau buang air besar atau kecil. Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada object glass, untuk kemudian diperiksa secara mikroskopis.

Modern
Menggunakan : Rapid stress tests for the pharyngeal and perianal areas



Ket : gambar atas = perianal swab negatif
gambar bawah = perianal swab positif
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut.
Pengobatan
Mebendazol, Albendazol, dan Pyranthel palmoate tidak memeatikan telurnya, sehingga setelah 2 minggu cacing yang menetas harus diobati. Obat pilihan kedua yaitu Piperazin. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut, karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang ke yang lainnya. Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus 2 - 3 kali / hari. Meslipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup di dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei, dan mainan anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.
Pencegahan
  • Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar/kecil, sebelum makan, dan sesudah kontak dengan tanah.
  • Makanan dan minuman dimasak dengan benar dan matang.
  • Ganti seprei sekurang-kurangnya seminggu sekali untuk mencegah penularan telur cacing kremi.
  • Jagalah kebersihan makanan dan lingkungan.
Sebenarnya infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (selflimited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa pengobatan pun infeksi dapat berakhir.

Sumber tulisan:
dpd.cdc.gov
Jefferey, H.C., Leach, R.M. 1991. Atlas of Medical Helminthology and Protozoology Third Edition. London: Churchill Livingstone
Staf Pengaja Bagian Parasitologi, FKUI. 1992. Parasitologi Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKU
Stanford.edu.com
Zulkoni, Akhsin. 2010. Parasitologi. Yogyakarta: Nuha Medika